“SARJANA SOLEHA TIDAK TAKUT TINGGAL DIRUMAH”
(Penulis: IMMawati Nurlaili)
Seiring
dengan berkembangnya zaman, dimana arus informasi mengalir dengan derasnya,
teknologi dan komunikasi bertukar tanpa ada batasan jarak lagi, kemajuan IPTEK
tidak dapat dikendalikan, terjadinya pertukaran budaya yang hanya terjadi lewat
layar televisi, komputer dan gadget. Kejadian tersebut dikenal dengan
globalisasi, dunia semakin modern sehingga tidak ada batasan gerak untuk setiap
orang bahkan wanita, wanita yang dulunya hanya mengetahui urusan rumah tangga
sekarang lebih berkemajuan, tidak ada perbedaan lagi antara wanita dan laki
laki. Jika dahulu hanya laki laki saja yang boleh mengenyam pendidikan tinggi
namun sekarang wanita tidak kalah berpendidikannya dengan laki laki.
Permasalahannya
yang sering muncul dilingkungan masyarakat adalah hanya memberi peran wanita dilingkungan
rumah, mengurus anak, suami dan kegiatan rumah tangga lainnya. Hal tersebut
bukanlah hal yang sulit dilakukan seorang wanita, namun bagaimana wanita yang
sudah menempuh pendidikan tinggi untuk mendapatkan gelar sarjana namun hanya
diposisikan dirumah? apakah kita harus menolak ? ataukah kita merasa gelar yang
kita dapatkan tidak mempunyai apa apa? Padahal sudah banyak waktu dan materi
yang kita keluarkan untuk mendapatkan gelar tersebut, berharap di masa yang
akan datang kita akan mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan dengan gelar
sarjana yang kita miliki, namun kenapa wanita masih saja diposisikan hanya
dirumah?
Ketika seorang wanita sudah mempunyai mahram
(suami) hukumnya adalah wajib menuruti perintah suami, apapun pekerjaan yang
dilakukan wanita walaupun yang dikerjakannya baik. Namun jika tidak mendapat
ridho dari suami, maka tetaplah bukan pahala yang diterimannya. Sebagai wanita
jangan berkecil hati jika mempunyai pendidikan yang tinggi namun setelah wisuda
dan menikah hanya diperbolehkan tinggal dirumah dan mengurus rumah tangga. Jangan
pernah merasa pendidikan yang kita tempuh selama bertahun tahun hanyalah hal
yang sia - sia belaka hanya karena kita tidak diposisikan dalam posisi yang
menurut kita penting di masyarakat.
Renungan untuk kita sebagai wanita hendaknya kita harus mengingat
kembali bahwa kelak kita akan menjadi seorang Ibu, kita sering mendengar
kalimat “Ibu adalah madrasah pertama bagi anak anaknya”. Sebagai madrasah
pertama tentulah kita harus terus terus bermuhasabah diri agar menjadi sosok
ibu yang terbaik untuk anak anak kita nantinya, siapa yang tidak ingin
mempunyai anak soleh dan soleha, tentunya kita sebagai wanita pasti sangat
mengharapkan kelak anak anak kita akan tumbuh menjadi anak yang bermanfaat.
Tidak mudah untuk membentuk anak menjadi pribadi yang baik, seorang wanita
harus mempunyai ilmu yang tinggi untuk melaksanakan tugas sebagai madrasah
pertama, madrasah yang baik akan mencetak generasi yang baik pula begitupun
sebaliknya.
Wanita merupakan tiang agama
dalam Islam, sehingga posisi wanita mempunyai peranan yang penting dalam
membangun peradaban Islam yang berkemajuan, orang kafir yanh membenci Islam
mengetahui bahwa wanita memiliki posisi yang istimewa dalam Islam, sehingga
mereka mulai mecari cara untuk merobohkan tiang agama kita. Salah satu cara kaum kafir
menghancurkan Islam yaitu dengan membentuk pemahaman Feminisme. Pemahaman
feminisme barat salah satunya yaitu wanita mempunyai derajat yang sama dengan
laki laki. Jadi wanita bebas melakukan apa saja pekerjaan yang mereka
kehendaki, menurut orang orang barat bahagia nya wanita itu adalah dilepaskan sebebas
bebasnya seperti burung di alam. Mereka berpendapat bahwa bebas sama artinya
dengan bahagia, padahal Islam sudah sedemikian rupa mengatur hidup wanita di
dalam Al Quran, tujuannya bukan untuk mengekang justru Islam ingin melindungi
wanita, karena wanita itu istimewa. Bukan berarti istimewa tak punya tanggung
jawab, justru tanggung jawabnya sangatlah besar. Mengatur rumah tangga
merupakan tanggung jawab terbesar wanita seperti yang dijelaskan Hadist berikut :
عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده، وهي
مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده، وهو مسئول عنه، فكلكم راع مسئول عن رعيته
“Setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.
Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya.
Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang
yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya
serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah
pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap
kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari 893 dan Muslim 1829).
Pada dasarnya fitrah wanita adalah tinggal dirumah. Islam adalah agama yang adil. Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan pria. Kaum pria diberikan kelebihan oleh Allah Ta’ala baik fisik maupun mental dibandingkan kaum wanita sehingga pantas kaum pria sebagai pemimpin atas kaum wanita. Allah Ta’ala berfirman:
Pada dasarnya fitrah wanita adalah tinggal dirumah. Islam adalah agama yang adil. Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan pria. Kaum pria diberikan kelebihan oleh Allah Ta’ala baik fisik maupun mental dibandingkan kaum wanita sehingga pantas kaum pria sebagai pemimpin atas kaum wanita. Allah Ta’ala berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا
فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An Nisa’: 34)
Walaupun fitrah manusia tetap
tinggal dirumah, namun bukan berarti wanita tidak boleh beraktifitas diluar
rumah. Posisi wanita sebagai sang istri atau ibu rumah tangga memilki arti yang
sangat penting bagi perbaikan masyarakatnya. Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih
Al ‘ Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perbaikan masyarakat dapat
dilakukan dengan dua cara:
Pertama: Perbaikan secara dhahir. Hal ini bisa di lakukan di pasar-pasar, di
masjid-masjid dan selainnya dari perkara-perkara yang nampak. Ini
didominasi oleh kaum laki-laki karena merekalah yang bisa keluar untuk
melakukannya.
Kedua: Perbaikan masyarakat yang dilakukan dari
dalam rumah. Hal
ini dilakukan di dalam rumah dan merupakan tugas kaum wanita. Karena merekalah
yang sangat berperan sebagai pengatur dalam rumahnya.
Jadi
sebagai wanita kita tidak perlu merasa bersedih dan merasa bahwa kuliah yang
kita jalani selama ini hanya sia - sia, justru wanita yang dengan besar hari
menerima dengan ikhlas berada dirumah untuk mendidik anak merupakan wanita
pilihan yang dipilih Allah.
Ingat selalu kita merupakan tiang agama yang nantinya akan menegak kan tiang tiang yang lebih kokoh, keluarga merupakan tabungan Akhirat kita di masa depan, jangan pernah meninggalkan persinggahan sementara kita ini tanpa memastikan kita sudah meninggalkan generasi yang kuat. feminisme barat bukan budaya wanita soleha, Al Quran dan Hadist lah penuntun yang nyata bagi kita. Sarjana hanyalah gelar dunia, nantinya gelar kita akan sama yaitu Alm yang membedakan hanya amalan kita. Syukran.
Surakarta 30 September 2016
#Mas Mansur Bertutur #Intelektualitas #Kader #IMM
E – Mail : imm.pesma@gmail.com
Fans Page : https://www.facebook.com/imm.mas.mansur
Instagram : immkhmasmansur
Youtube : IMM Pesma
Blogger : http://immkhmasmansur.blogspot.co.id/
Ingat selalu kita merupakan tiang agama yang nantinya akan menegak kan tiang tiang yang lebih kokoh, keluarga merupakan tabungan Akhirat kita di masa depan, jangan pernah meninggalkan persinggahan sementara kita ini tanpa memastikan kita sudah meninggalkan generasi yang kuat. feminisme barat bukan budaya wanita soleha, Al Quran dan Hadist lah penuntun yang nyata bagi kita. Sarjana hanyalah gelar dunia, nantinya gelar kita akan sama yaitu Alm yang membedakan hanya amalan kita. Syukran.
Surakarta 30 September 2016
#Mas Mansur Bertutur #Intelektualitas #Kader #IMM
E – Mail : imm.pesma@gmail.com
Fans Page : https://www.facebook.com/imm.mas.mansur
Instagram : immkhmasmansur
Youtube : IMM Pesma
Blogger : http://immkhmasmansur.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar