Sabtu, 17 Desember 2016

DUA MALAM Bersama IMM Kompon KH MAS MANSUR


CADRE ADVENTURE DUA MALAM Bersama
 IMM Kompon KH MAS MANSUR
(Oleh: IMMawati Anisa Kurniarahman)
 Apa itu Cadre Adventure ?
Cadre Adventure merupakan kegiatan petualangan dan pengenalan antar sesama kader IMM khususnya IMM Komisariat KH. Mas Mansur.

Apa itu IMM ?
IMM atau Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi otonom di bawah Muhammadiyah.

Apa itu Muhammadiyah ?
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Jadi, Cadre Adventure adalah rangkaian kegiatan pengkaderan IMM KH Mas Mansur yang bertujuan mengakrabkan seluruh kader baik IMMawan maupun IMMawati, hanya saja bersifat tidak resmi atau hanya IMM KH Mas Mansur yang menyelenggarakannya.
Untuk mengikuti Cadre Adventure tentu seseorang harus menjadi kader IMM KH Mas Mansur dan otomatis mereka adalah orang-orang yang tinggal di PESMA KH MAS MANSUR. IMM KH Mas Mansur memiliki ciri khas jika dibandingkan dengan IMM komisariat lain, diantaranya adalah adanya dua garis putih pada lengan kanan jaket IMM-nya, anggota IMM KH Mas Mansur terdiri dari berbagai fakultas dan jurusan, ini berbeda dengan IMM fakultas yang jurusannya hanya fakultas itu, dan dari tri kompetensi dasar IMM, IMM KH Mas Mansur dikenal sebagai komisariat yang kental akan religiusitasnya.

Meskipun KH Mas Mansur kental akan religiusitasnya, bukan berarti aspek intelektualitas dan humanitasnya tidak ada, melainkan digunakan sebagi penyeimbang. Dalam program kerjanya komisariat ini memiliki banyak agenda kajian, tabligh akbar dan diskusi. Sedang dalam humanitas, komiasariat KH Mas Mansur juga membantu mencarikan donasi bagi sesama yang membutuhkan dengan melakukan aksi Mas Mansur Peduli. Yang lebih mengena adalah hubungan humanitas antar sesama anggota dimana frekuensi pertemuan yang cukup sering baik di dalam maupun di luar forum manambah kesolidan IMM ini. Apalagi dengan diadakannya Cadre Adventure atau biasa disebut CA semakin mempererat ukhuwah antara kader dan pengurus, kader dan demisioner (alumni), pengurus dan pengurus maupun pengurus dan demisioner.

Pelaksanaan CA sendiri dilaksanakan tanggal 7-9 Oktober ( 3 hari 2 malam) bertempat di Tawangmangu. Dengan berbekal niat dan sekoper pakaian para pengurus dan kader memulai perjalanan menuju kampung CA. Dalam pelaksanaannya, CA memiliki banyak kegiatan. Kegiatannya pun menyenangkan dan sangat bermanfaat namun ada juga yang cukup membuat jantung berdegup kencang.

Agenda pertama CA adalah perkenalan sesama anggota (sarasehan). Kemudian esok paginya dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh demisioner mengenai “Sejarah berdirinya IMM Kompon KH Mas Mansur” dan “Mahasiswa Sebagai Agen Perubah Peradaban”. Ada juga diskusi yang dipimpin oleh pengurus mengenai “Penerapan Tri Kompetensi Dasar IMM dalam kehidupan mahasantri di pesma KH Mas Mansur”. Pembawaan menyenangkan dari para pemateri menambah seru kegiatan. Seolah tidak bosan dengan kegiatan yang ada para kader dan pengurus tampak bersemangat dalam setiap sesi acara. Semua berpendapat, melakukan aksi dan tertawa renyah bersama.

Sesi yang paling ditunggu adalah malam terakhir CA yaitu pentas seni (inagurasi). Kelompok yang telah dibagi baik dari IMMawan maupun IMMawati harus menampilkan pertumjukan seni. Ada yang menampilkan puisi bahasa arab, ada yang menampilkan pertunjukkan boneka orang dari sarung, bermain ruyung (kopral), ada juga yang menampilkan menyanyi dan puisi berantai. Pengurus pun tak mau kalah, beberapa dari mereka menampilkan menyanyi dan ada pula yang break dance. Malam pensi benar-benar sukses merefresh otak yang seharian dijejali dengan materi. Atmosfer menyenangkan begitu terasa oleh peserta.

Namun, tak lama kemudian atmosfer yang menyenangkan itu berubah menjadi haru biru. Para kader ditutup matanya menggunakan kain. Diperdengarkanlah lagu sedih dan lantunan puisi menyentuh kalbu mengenai kedua orang tua. Orangtua merupakan sosok krusial bagi seorang anak. Tidak heran jika saat diperdengarkan puisi, seketika hampir semua kader meneteskan airmata. Entah apa yang dibayangkan para kader tentang orangtua mereka. Apapun itu, jasa dan perjuangan kedua orangtua tidak akan pernah bisa dibalas seorang anak. Isi  puisi tersebut cukup membuka hati dan pikiran para kader serta membuat mereka merasa termotivasi.

Acara pensi selesai, dilanjutkan dengan acara yang membuat jantung cukup berdegup kencang. Apalagi kalau bukan jelajah malam. Tepat pukul 01.00 dinihari kader dibangunkan secara bergantian untuk jelajah malam. Jelajah malam itu terdapat enam pos yang jaraknya kurang lebih 1 km. Di masing-masing pos ada misi untuk kader, entah itu kader harus menjawab pertanyaan dari pengurus atau harus melakukan sesuatu. Suasana fajar yang berkabut menambah syahdu suasana. Kader tanpak tak gentar melanjutkan perjalanan. Memang, Tidak semua kader sampai di pos terakhir, ada beberapa kader yang tidak dapat melanjutkan perjalanan dikarenakan sakit. Namun, itu tidak terlalu berpengaruh pada kegiatan. Setelah acara jelajah malam selesai, kemudian dilanjutkan dengan shalat tahajud dan subuh berjamaah.
 
Apakah kegiatan CA selesai ?
Tentu saja belum, ada satu kegiatan sebagai penutup CA yang sangat rugi jika tidak berpartisipasi di dalamnya. Kegiatan tersebut adalah outbond (baca: main lumpur). Kegiatan outbond di hari terakhir tidak jauh-jauh dari kata air dan lumpur. Namun, hal itu lah yang membuat outbond jadi menarik dan mengasyikkan. Berani kotor itu baik seperti yang diucapkan iklan di televisi tampaknya ada benarnya. Baik kader maupun pengurus bermain dengan sesuka mereka. Semua basah, semua kena lumpur, dan semua tampak kotor. Kebersamaan kader dan pengurus dari awal outbond sampai selesai begitu kental rasanya.

IMM dan CA mengajarkan banyak hal kepada para kader dan pengurus. Menjadi anggota IMM bukan berarti mereka adalah orang yang paling baik. Namun, menjadi anggota IMM artinya mereka memiliki keinginan untuk menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Mengikuti CA juga bukan serta merta cukup mengenal sesama kader dalam forum. Tapi bagaimana setelah CA yang hanya dalam waktu 2 malam usai, para kader dapat mengambil ilmu dari kegiatan tersebut untuk diterapkan pada saat meng-handle kegiatan yang akan mereka selenggarakan. Entah itu dari segi event organization, rasa tanggung jawab, kreatifitas, berpikir kritis dan rasa kebersamaan.
Demikian dan terimakasih
 
  Penulis : Anisa Kurniarahman



DOA UNTUK SAUDARA MUSLIM



Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.

Kembali hati kita diuji Allah dg derita saudara kita di Aleppo Suriah, padahal untuk saudara kita di Rohinggya pun kita masih berduka. Demikian pula saudara kita di Afghanistan, Palestina, Irak, Yaman, Afrika Tengah, Uighur China, dan Patani Thailand.

Sementara kita umat Islam tidak berdaya, tidak punya kekuatan, namun kita masih punya senjata dahsyat yaitu DOA. Masih ingat saat Rasulullah dan para sahabat tidak berdaya menghadapi teror kejam sampai banyak pengikut Rasulullah dibunuh kuffar Quraisy.
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dg bermacam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat" (Al Baqarah 214).

Ingat dan yaqinlah kekuatan dahsyatnya Doa, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Do’a adalah senjata orang mu’min, tiangnya agama dan cahaya langit dan bumi”
(HR Abu Ya’laa).

Bismillaahirrahmaanirrahiimi
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Alhuumma sholli wa sallim alaa Rasulillah wa alaa aalihi wa shobihi wa man tabiahu biihsaani ilaa yaumiddiini

Hasbunallah wa nikmal wakiil ....
Ya Allah Ampuni kami atas ketidak kuasaan kami menolong mereka Saudara kami.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

“Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin laki-laki dan perempuan, mu'min laki-laki dan perempuan, baik yg masih hidup maupun yg sudah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, dekat dan mengabulkan doa-doa, wahai Dzat yg memenuhi segala kebutuhan”.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

“Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami karena kelupaan dan kesalahan kami. Rabb kami, Rabb kami janganlah Engkau beri kami beban sebagaimana beban yg Engkau beri kepada para pendahulu kami. Rabb kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa-apa yg tidak kami sanggupi. Maafkanlah kami, ampunilah kami, sayangilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”.

اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِبَشَّارِ الْأَسَدِ وَأَعْوَانِهِ الْمُعْتَدِيْنَ، الَّذِيْنَ قَتَلُوْا إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ حَلَبٍ خَاصَّةً، وَفِيْ سُوْرِيَا عَامَّةً.

“Ya Allah turunkanlah hukuman-Mu pada Orang orang zholim dan para penolongnya yg telah melakukan kezhaliman dg membunuh saudara-saudara kami kaum muslimin dimana pun saudara kami berada”.

اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِهِمْ فَإِنَّهُمْ لاَ يُعْجِزُونَكَ، اللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ، وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، وَاجْعَلِ الدَّائِرَةَ عَلَيْهِمْ.

“Ya Allah hukumlah mereka, sesungguhnya mereka tak mampu melemahkan-Mu. Ya Allah cerai beraikan mereka, porak porandakan kesatuan mereka, dan turunkanlah balasan-Mu atas mereka”.

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْهِمْ وَعَلىَ مَنْ عَاوَنَهُمْ بَأْسَكَ الَّذِي لاَ يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ.

“Ya Allah turunkanlah atas mereka dan semua pihak yg membantu mereka balasan-Mu yg tidak dapat ditolak oleh kaum yg berbuat kezhaliman.”

اَللَّهُمَّ أَنْجِ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ سُوْرِيَا، اَللَّهُمَّ الْطُفْ بِهِمْ وَارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ.

“Ya Allah selamatkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin yang lemah dimanapun mereka berada. Ya Allah sayangi dan kasihilah mereka dan keluarkanlah mereka dari pengepungan dan keadaan sempit yg mereka alami saat ini.”

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ، فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ

“Ya Allah terimalah syuhada mereka dan sembuhkanlah yg sakit dan terluka dari kalangan mereka. Ya Allah karuniakanlah kebaikan pada mereka dan janganlah Engkau timpakan keburukan pada mereka karena tiada daya dan kekuatan bagi mereka kecuali dg pertolongan-Mu.”

اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سُوْرِيَا، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ الْيَمَنِ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ أَفْرِيْقِيَا، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ أَفْغَانِسْتَانَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ كُلِّ بِقَاعِ الأَرْضِ.

“Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Suriah".
"Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Palestina".
"Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Irak".
"Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Afghanistan".
"Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di Afrika.
"Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu pada mujahidin di seluruh permukaan bumi ini....aamiin”.

http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/16/12/16/oi9mld377-doa-untuk-aleppo-rohingya

Jumat, 16 Desember 2016

"KU TEMUKAN CINTA DI IKATANKU"


KU TEMUKAN CINTA DI IKATANKU
(Oleh: IMMawan Muhammad Azmi Hamid)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Rasa syukur senantiasa kita panjatkan kepada ALLAH SWT Dzat Yang Maha Besar, Maha Pengasih, Maha Pengampun, Dzat yang memberikan segala karunia yang kepada kita semua sampai saat ini, kita masih diberi nikmat yang begitu banyak walaupun kadang kita lupa akan nikmat itu. Sholawat serta salam kita haturkan kepada Uswatun Hasanah kita Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang bersama umatnya untuk membawa Islam menuju kejayaan dan kemajuan.
Perkenalkan nama saya Muhammad Azmi Hamid lahir diKlaten, 30 juli 1997, berarti umur saya sekarang ini 19 tahun. Tak terasa ternyata sudah diberikan hidup selama 19 tahun oleh ALLAH SWT dan tepat pada umur 19 tahun ini saya menjadi seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta belajar di fakultas Pendidikan Agama Islam. Kuliah yang saya jalani ini didampingi dengan sebuah kehidupan yang lumayan menarik yaitu kehidupan di Pondok pesantren KH Mas Mansur yang merupakan pondok Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dan dipondok inilah saya memulai kahidupan mahasiswa dengan menjadi anggota Kader IMM KH Mas Mansur angkatan 2016, Ortom Muhammadiyah yang terdapat di Pesma Mas Mansur. Pada awalnya itu kebingungan pasti ada karena setelah saat mendaftar itu saya masih merasa asing karena belum mengenal para kakak IMM KH Mas Mansur namun pada akhirnya kawan - kawan kader 2016 mulai diundang untuk berkenalan dengan para kakak IMM sehingga sedikit demi sedikit memulai untuk mengingat nama dan menyimpannya dalam memori otak ini. Setelah acara pengenalan itu saya merasa masih tegar dan seakan – akan paling ampuh, paling pinter, dan sifat – sifat buruk lain muncul, tidak tahu kenapa … namun setelah kami (kakak IMM dan Kader) sering ngobrol bareng, sharing, saya merasa down karena ternyata semua yang disini itu level keilmuannya ada diatas saya semua, seolah – olah seperti seekor ikan ang tertinggal rombongan dilautan lepas. Saya juga kadang tidak sengaja mendengar alias nguping para kakak – kakak IMM kalo lagi pada ngobrol - ngobrol, dan makin menjadi perasaan minder ini sampai saat ini.
Setelah beberapa waktu berlalu tibalah event pertama kami sebagai para kader IMM KH Mas Mansur yaitu CA ( Cadre Adventure ), acara yang diadakan demi mengakrabkan kami sebagai keluarga baru IMM dan lebih mengenal lagi tentang IMM KH Mas Mansur. Acara CA yang silaksanakan di Tawang Mangu ini terasa sangat menyenangkan namun ada juga titik jenuhnya ketika pada sesi materi yang ngisi itu monoton bikin ngantuk, sensai cuaca yang dingin menyegarkan apalagi hari pertama saya lupa ndak bawa jaket aduuuh…… Mantap kali ketika lihat kawan kawan tidur dengan hangat dan nyenyak namun saya gerak - gerak terus supaya ndak kedinginan.
Ada diskusi, ada outbound juga, juga ada pensinya. Pada saat acara ini saya banyak kenal kawan baru dibanding waktu dulu terutama para Immawati yang awalnya ndak ada Immawati yang aku tahu akhirnya ada juga aku tau namanya. Oh iya tidak lupa dengan acara renungannya, awalnya saya ketawa karena sebelum saya ikut CA itu saya jadi panitia acara ReOr dan juga ada renungannya bahkan saya jadi pembentak, eeeee CA malah saya jadi yang ditegasi. Pada awalnya itu kaya kurang greget gitu, diajak muter sambil ditutup matanya supaya tempat siap dulu sambil diberi nasehat yang agak lucu siii, hihii terus masuk dan dibikin nangis dengan nada dan puisi. Saya awalnya ndak terpengaruh “alah paling kaya biasane kae“yaaa memang benar seperti biasanya, namun akhirnya saya nangis juga karena ingat Orang Tua saya.
Setelah itu kami tidur,, eeeeee tiba  tiba saya dibangunin suruh Jurit malam, jalan – jalan menyusuri bukit menuju pos - pos yang sudah disediakan oleh kakak IMM. Awalnya saya rasa tegang karena kondisi kaki masih terus bergetar dan suasana yang malam. Tapi ternyata malah lucu, saya waktu dipos itu ternyata kakak IMM juga ada yang kedinginan, wajah terlihat pucat karena lelah, dan ada juga yang terlihat ngantuk sekali, hehe, itulah pengorbanan yang dilakukan demi kami para Kader,,
Terima Kasih ya Kakak. Belum cukup sampai situ dilanjutkan outbound yang berakhir dengan lumpur yang membekas dibaju kami dan kegembiraan juga keakraban dihati kami, membuat kami makin akrab dalam berkeluarga di IMM KH Mas Mansur. Setelah itu kami siap - siap untuk balik ke Pesma Karena acara CA sudah sampai dipenghujung acara dan sudah selesai.
Pokoknya acara awal inilah yang berkesan bagi kami para kader 2016 untuk memulai pengalaman kami di IMM KH Mas Mansur ini. Terima kasih kepada para Kakak IMM yang telah membimbing kami dan saya harap kalian tidak bosen – bosen membimbing kami meskipun nanti kalian sudah habis masa jabatannya, dan juga terima kasih kawan – kawan kader yang telah menemani kisah perjalanan kahidupanku di tingkat Mahasiswa terutama didalam organisasi IMM KH Mas Mansur, semoga kita terjaga ukhuwahnya, komunikasinya, kerjasamanya dan keimanannya. Memohon kepada ALLAH SWT agar diberi ridho atas apa yang kita lakukan nanti dan semoga dapat memberi manfaat bagi masyarakat. aamiin  


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Senin, 12 Desember 2016

All about IMM Mas Mansyur


”Bukan hanya sekedar memilih, tapi menentukan dengan sebaik mungkin manakah yang harus dipilih sebagai kelanjutan untuk berkecimpung dalam dunia para aktivis”, begitulah anggapan dari sebagian mahasantri baru Pesantren Mahasiswa Internasional KH. Mas Mansyur. Termasuk saya pribadi. Dilema antara 2 organisasi otonomi Muhammadiyah yang mana mewadahi berbagai aspirasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.  Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah manakah yang harus dipilih? Apakah IMM fakultas ataukah IMM Mas Mansur? Mereka sama, namun berbeda. Keduanya sama dalam hal tujuan dan ideologi yang di pakai, namun ciri khas yang mereka miliki tetaplah berbeda.
Pada akhirnya, saya mencoba bergabung dan mengikuti berbagai kegiatan yang di selenggarakan oleh kedua komisariat IMM tersebut, khususnya IMM Kompon Int. KH.Mas Mansyur. Kegiatan awal yang mereka selenggarakan adalah Initation Program (Agenda Pesma). Kegiatan ini layaknya OSPEK pada awal memasuki Universitas. Kita dikenalkan dengan berbagai kegiatan Pesma, lingkungan Pesma, para staff dan karyawan Pesma serta organisasi yang ada di Pesma. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasantri baru Pesma, karena dengan adanya kegiatan ini kami yang pada awalnya awam informasi mengenai seluk beluk Pesma dapat mengetahui lebih detail lagi tentang Pesma. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi sarana ta’aruf dan penyambung ukhuwah antar sesama mahasantri Pesma KH. Mas Mansyur. Dalam kegiatan ini, organisasi yang ada di Pesma yaitu ISO dan IMM juga melakukan OPREC (Open Recruitment) bagi mahasantri baru Pesma yang ingin bergabung di salah satu maupun kedua organisasi tersebut.
Setelah itu, diselenggarakanlah Cadre Adventure oleh IMM Kompon Int. KH. Mas Mansyur pada tanggal 7-9 Oktober 2016. Cadre Adventure? Waah pasti ini isinya jalan-jalan dan seru-seruan. Itu bayangan saya pada awalnya. Ternyata tidak hanya sebatas jalan-jalan, seru-seruan, asyik-asyikan namun dalam kegiatan ini kami dikenalkan lebih dalam lagi tentang Pesma KH. Mas Mansyur dan IMM Mas Mansyur tentunya. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari 2 malam di area Tlaga Madirda, Karanganyar. Ma syaa Allah. Ketika sampai di lokasi, kami disuguhi dengan panorama Tlaga dan perbukitan yang sungguh indah.
Cadre adventure merupakan kegiatan perkaderan awal dalam IMM Mas Mansyur. Karena dalam kegiatan ini, kader-kader IMM Mas Mansyur dipertemukan, saling mengenal satu sama lain dan dengan pimpinan, mendapat materi, diskusi bersama, outbond dan lain-lain yang mana dapat mengukuhkan ukhuwah dan rasa kekeluargaan dalam IMM Mas Mansyur ini.
Pada hari pertama,  diadakanlah Sarasehan bersama Pimpinan IMM Mas Mansyur yang dipimpin oleh IMMawan Abu Salim dkk yang mana kita saling berta’aruf dan sharing mengenai Pesma dan IMM Mas Mansyur.
Dalam sesi ini kami selaku kader diberikan kesempatan untuk bertanya sebanyak-banyaknya tentang seluk beluk Pesma dan IMM Mas Mansyur. Mulai dari sejarah perjuangan mendirikan IMM di Pesma Mas Mansyur, ketua - ketua umum yang pernah menjabat, perbedaan IMM Mas Mansyur dengan IMM Fakultas, Bidang kerja dalam IMM sampai pada kegiatan atau program kerja yang dilakukan oleh pimpinan. Selain itu para pimpinan menyampaikan motivasi mereka dan alasan kenapa mau bergabung serta berjuang bareng dalam IMM Mas Mansyur. Hal ini dilakukan guna memotivasi kami dan memantapkan pilihan kami untuk bergabung dalam IMM Mas Mansyur dan menjadi penerus dalam estafet kepemimpinan selanjutnya.
            Kemudian pada hari kedua, kami memperoleh 2 materi. Yang pertama yaitu materi tentang Ke-Mas Mansyur-an yang disampaikan oleh Immawan Ahmad Bashirudin dan Immawan Aulia Hanif. Mereka menjelaskan tentang sejarah perjuangan berdirinya IMM Mas Mansyur, perkembangannya , ideologi dan wacana yang diusung serta lainnya. Dari sini kami mengetahui bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Pondok Internasional KH. Mas Mansyur mulai dirintis berdirinya tahun 2010 oleh para aktivis atau kader Muhammadiyah yang tinggal di Pesma KH. Mas Mansyur pada saat itu. Dan IMM Kompon Int. Mas Mansyur resmi didirikan pada 30 Juli 2011 secara dejure didirikan, serta di deklarasikan tanggal 17 Agustus 2011 yang bertepatan Peristiwa Nuzulul Quran dan Proklamasi Kemerdekaan NKRI 17. Walau masih bisa dibilang komisariat IMM yang muda, IMM Mas Mansyur mempunyai ciri khas yang sangat menonjol yaitu Religiusitasnya. Hal inilah yang membedakan IMM Mas Mansyur dengan IMM lain yang hanya mengusung konsep Humanitas maupun Intelektualitasnya . Karena dengan religiusitas kita dapat menyeimbangkan pemikiran ataupun konsep humanitas dan intelektualitas yang ada. Sehingga bukan hanya dunia yang kita dapatkan, tapi akhirat pun dapat kita raih. 1.
            Materi yang kedua yaitu Ke-Mahasiswa-an yang disampaikan oleh Immawan Afa dan Immawan Alun. Kami diajak berdiskusi tentang apakah Mahasiswa itu, bagaimana peran mahasiswa dalam masyarakat dan peradaban. Mahasiswa adalah sekelompok orang yang mendapat predikat dari masyarakat karena menempuh perguruan tinggi. Dan mahasiswa mempunyai peran yang sangat signifikan di dalam masyarakat. Peran mahasiswa dalam masyarakat ada 4 yaitu agent of change, social control, iron stock dan force moral. Peranan mahasiswa sangat ditunggu-tunggu dan diharapkan oleh masyarakat untuk menjawab suatu permasalahan yang ada. Sehingga mahasiswa dengan intelektual, humanitas dan religiusitasnya dapat membawa peradaban yang lebih baik pada masanya.
Di malam terakhir Cadre Adventure, tibalah puncak acara Cadre Adventure yaitu Malam Inagurasi. Dalam sesi ini, kami diajak lebih dekat dengan semua yang hadir dalam Cadre Adventure, baik itu peserta, panitia maupun apara alumni. Semua kelompok kecil dari peserta akan menampilkan berbagai seni yang mereka miliki. Selain itu, ada persembahan spesial dari pimpinan IMM Mas Mansyur dan para alumni.
            Tibalah pada hari terakhir Cadre Adventure. Pada dini hari, peserta dibangunkan untuk menyusuri jalan setapak di desa tersebut. Ada beberapa pos dan tantangan yang harus dilalui seperti: tanya jawab, mencari kertas di area makam, menghafal surat pendek dan lain lain. Menurut saya, acara ini dilakukan untuk menguji sebarapa baik mental kader IMM Mas Mansyur dan kekritisannya dalam memecahkan setiap tantangan dan masalah.
Setelah itu, tepatnya pukul 08.30-12.00 para peserta, panitia dan alumni diajak untuk lebih dekat dengan alam yaitu outbond. Selama outbonda kami harus melewati beberapa pos permainan dan menyelesaikannya dengan baik. Main air, lumpur, rumput dan lainnya sudah kami rasakan. Bahkan di saat akhir outbond, area Tlaga Madirda diguyur hujan. Itulah puncak keseruan acara Cadre Adventure 2016.
            Luar biasa pengalaman yang telah kami dapatkan dar Cadre Adventure 2016.
Teman baru, ilmu baru, pengalaman baru dan tentunya keluarga baru yaitu IMM Kompon Int. KH. Mas Mansur. Walau hanya 3 hari 2 malam, konsep trilogi IMM kami telah dapatkan. Intelektualitas yang diramaikan dengan forum diskusi yang telah disediakan. Humanitas diciptakan dengan sosialisasi kami pada masyarakat yaitu saat dilaksanakannya jamaah sholat fardhu di masjid desa. Selain itu juga, terjalinnya ukhuwah antara kader dan pimpinan IMM Mas Mansyur. Religiusitas merupakan bagian yang tidak terlupakan  oleh kami, sholat berjamaah baik itu sholat fardhu maupun tahajud insyaa Allah kami dirikan, membaca al-qur’an kami seringkan dan kultum pun kami rutinkan. Konsep trilogi IMM harus kami seimbangkan, agar terciptanya kader yang militan dan loyal terhadap gerakan.
Terimakasih kepada panitia pelaksana dan segenap pimpinan IMM Kompon Int. KH. Mas Mansur atas segala persiapan kegiatannya, pelaksanaan serta penutupan yang sangat istimewa. ^_^

Salam faskho! Tetaplah berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraih ridho dan jannah Allah SWT.



Nama               : Aulia Zumrotus Sholikhah
Jurusan            : Kesehatan Masyarakat
Asal Daerah    : Kudus

Selasa, 15 November 2016

“SARJANA SOLEHA”

“SARJANA SOLEHA TIDAK TAKUT TINGGAL DIRUMAH”
(Penulis: IMMawati Nurlaili)

            Seiring dengan berkembangnya zaman, dimana arus informasi mengalir dengan derasnya, teknologi dan komunikasi bertukar tanpa ada batasan jarak lagi, kemajuan IPTEK tidak dapat dikendalikan, terjadinya pertukaran budaya yang hanya terjadi lewat layar televisi, komputer dan gadget. Kejadian tersebut dikenal dengan globalisasi, dunia semakin modern sehingga tidak ada batasan gerak untuk setiap orang bahkan wanita, wanita yang dulunya hanya mengetahui urusan rumah tangga sekarang lebih berkemajuan, tidak ada perbedaan lagi antara wanita dan laki laki. Jika dahulu hanya laki laki saja yang boleh mengenyam pendidikan tinggi namun sekarang wanita tidak kalah berpendidikannya dengan laki laki.
            Permasalahannya yang sering muncul dilingkungan masyarakat adalah hanya memberi peran wanita dilingkungan rumah, mengurus anak, suami dan kegiatan rumah tangga lainnya. Hal tersebut bukanlah hal yang sulit dilakukan seorang wanita, namun bagaimana wanita yang sudah menempuh pendidikan tinggi untuk mendapatkan gelar sarjana namun hanya diposisikan dirumah? apakah kita harus menolak ? ataukah kita merasa gelar yang kita dapatkan tidak mempunyai apa apa? Padahal sudah banyak waktu dan materi yang kita keluarkan untuk mendapatkan gelar tersebut, berharap di masa yang akan datang kita akan mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan dengan gelar sarjana yang kita miliki, namun kenapa wanita masih saja diposisikan hanya dirumah?
Ketika seorang wanita sudah mempunyai mahram (suami) hukumnya adalah wajib menuruti perintah suami, apapun pekerjaan yang dilakukan wanita walaupun yang dikerjakannya baik. Namun jika tidak mendapat ridho dari suami, maka tetaplah bukan pahala yang diterimannya. Sebagai wanita jangan berkecil hati jika mempunyai pendidikan yang tinggi namun setelah wisuda dan menikah hanya diperbolehkan tinggal dirumah dan mengurus rumah tangga. Jangan pernah merasa pendidikan yang kita tempuh selama bertahun tahun hanyalah hal yang sia - sia belaka hanya karena kita tidak diposisikan dalam posisi yang menurut kita penting di masyarakat.
            Renungan untuk kita sebagai wanita hendaknya kita harus mengingat kembali bahwa kelak kita akan menjadi seorang Ibu, kita sering mendengar kalimat “Ibu adalah madrasah pertama bagi anak anaknya”. Sebagai madrasah pertama tentulah kita harus terus terus bermuhasabah diri agar menjadi sosok ibu yang terbaik untuk anak anak kita nantinya, siapa yang tidak ingin mempunyai anak soleh dan soleha, tentunya kita sebagai wanita pasti sangat mengharapkan kelak anak anak kita akan tumbuh menjadi anak yang bermanfaat. Tidak mudah untuk membentuk anak menjadi pribadi yang baik, seorang wanita harus mempunyai ilmu yang tinggi untuk melaksanakan tugas sebagai madrasah pertama, madrasah yang baik akan mencetak generasi yang baik pula begitupun sebaliknya.
                Wanita merupakan tiang agama dalam Islam, sehingga posisi wanita mempunyai peranan yang penting dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan, orang kafir yanh membenci Islam mengetahui bahwa wanita memiliki posisi yang istimewa dalam Islam, sehingga mereka mulai mecari cara untuk merobohkan tiang agama kita. Salah satu cara kaum kafir menghancurkan Islam yaitu dengan membentuk pemahaman Feminisme. Pemahaman feminisme barat salah satunya yaitu wanita mempunyai derajat yang sama dengan laki laki. Jadi wanita bebas melakukan apa saja pekerjaan yang mereka kehendaki, menurut orang orang barat bahagia nya wanita itu adalah dilepaskan sebebas bebasnya seperti burung di alam. Mereka berpendapat bahwa bebas sama artinya dengan bahagia, padahal Islam sudah sedemikian rupa mengatur hidup wanita di dalam Al Quran, tujuannya bukan untuk mengekang justru Islam ingin melindungi wanita, karena wanita itu istimewa. Bukan berarti istimewa tak punya tanggung jawab, justru tanggung jawabnya sangatlah besar. Mengatur rumah tangga merupakan tanggung jawab terbesar wanita seperti yang dijelaskan  Hadist berikut  :
 عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده، وهي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده، وهو مسئول عنه، فكلكم راع مسئول عن رعيته
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari 893 dan Muslim 1829).

Pada dasarnya fitrah wanita adalah tinggal dirumah. Islam adalah agama yang adil. Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan pria. Kaum pria diberikan kelebihan oleh Allah Ta’ala baik fisik maupun mental dibandingkan kaum wanita sehingga pantas kaum pria sebagai pemimpin atas kaum wanita. Allah Ta’ala berfirman:


الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An Nisa’: 34)

            Walaupun fitrah manusia tetap tinggal dirumah, namun bukan berarti wanita tidak boleh beraktifitas diluar rumah. Posisi wanita sebagai sang istri atau ibu rumah tangga memilki arti yang sangat penting bagi perbaikan masyarakatnya. Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘ Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perbaikan masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara:
Pertama: Perbaikan secara dhahir. Hal ini bisa di lakukan di pasar-pasar, di masjid-masjid dan selainnya dari perkara-perkara yang nampak.  Ini didominasi oleh kaum laki-laki karena merekalah yang bisa keluar untuk melakukannya.
Kedua: Perbaikan masyarakat yang dilakukan dari dalam rumah. Hal ini dilakukan di dalam rumah dan merupakan tugas kaum wanita. Karena merekalah yang sangat berperan sebagai pengatur dalam rumahnya.

Jadi sebagai wanita kita tidak perlu merasa bersedih dan merasa bahwa kuliah yang kita jalani selama ini hanya sia - sia, justru wanita yang dengan besar hari menerima dengan ikhlas berada dirumah untuk mendidik anak merupakan wanita pilihan yang dipilih Allah.
Ingat selalu kita merupakan tiang agama yang nantinya akan menegak kan tiang tiang yang lebih kokoh, keluarga merupakan tabungan Akhirat kita di masa depan, jangan pernah meninggalkan persinggahan sementara kita ini tanpa memastikan kita sudah meninggalkan generasi yang kuat. feminisme barat bukan budaya wanita soleha, Al Quran dan Hadist lah penuntun yang nyata bagi kita. Sarjana hanyalah gelar dunia, nantinya gelar kita akan sama yaitu Alm yang membedakan hanya amalan kita. Syukran.


Surakarta 30 September 2016
#Mas Mansur Bertutur #Intelektualitas #Kader #IMM 

E – Mail                imm.pesma@gmail.com 
Fans Page             https://www.facebook.com/imm.mas.mansur 
Instagram             : immkhmasmansur 
Youtube                : IMM Pesma 
Blogger                 http://immkhmasmansur.blogspot.co.id/           
                                                                        

Selasa, 01 November 2016

“BEGINILAH SEHARUSNYA GENERASI MUDA” 
Mendidik pemuda sesungguhnya bukanlah hal yang gampang. Diantara tugas Nabi saw selama hidupnya adalah menjadi murrabi (pendidik). Usahanya mentarbiyah (mendidik) lebih banyak dari pada perkataannya. Amal perbuatan beliau dengan para sahabatnya lebih banyak dari ucapannya. Nabi saw selalu mendidik melalui perbuatan-perbuatannya, sifat-sifatnya, serta keistimewaan-keistimewaannya, lebih banyak dari pidato dan ceramahnya.
Ya, sesungguhnya di lingkungan kita saat ini terdapat para da’i. namun kita membutuhkan para pendidik yang membawa pemuda ke jalan Allah yang lurus. Pendidik yang membimbing dan mendidik pemuda itu dalam hal perilaku, akhlak, karakteristik dan sifat-sifatnya. Dan beginilah seharusnya pemuda: 
1.      Memperhatikan Amalan Fardhu
Yaitu memperhatikan amalan-amalan wajib (fardhu) terlebih dahulu. Seseorang bertanya tentang Islam kepada  Rasulullah saw. Lalu beliau menjawab,”yaitu, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan Allah.” Orang itu bertanya, “kenudian apa lagi?” nabi menjawab, “lima kali sholat sehari semalam.” Orang itu bertanya lagi, “adakah kewajiban lain terhadapku selain itu?”, nabi menjawab, “ kecuali, jika kamu ingin melakukan ibadah sunah dengan sukarela”. (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Dalam pendidikan, hal ini akan mudah dipaparkan dan dibuat bertahap. Namun intinya adalah, mendahulukan hal-hal yang wajib dilakukan. Karena, bisa kita lihat sebagian orang lebih mengutamakan sisi amalan-amalan sunah dari pada amalan-amalan wajib. Kita bisa melihat ia sering berbicara kepada orang lain tentang Qiyamullail sementara masih banyak orang yang tidak melakukan shalat berjamaah di masjid.

2.      Menghidupkan Semangat Keteladanan
Menghidupkan semangat keteladanan di dalam diri pemuda di mulai dari diri sendiri. Yang banyak berkurang dari umat Islam sekarang ini adalah contoh teladan. Ya, contoh teladan yang dapat dirasakan oleh pemuda. Tak cukup hanya sekedar ceramah-ceramah, pengajaran, tanpa ada contoh teladan. Apabila anda tidak menemukan contoh teladan, maka bawalah orang-orang kembali menuju contoh teladan yang hakiki, nabi Muhammad saw. Aisyah pernah ditanya tentang akhlak Nabi saw. Ia berkata “akhlak beliau adalah Al-qur’an.(HR. Muslim)

3.      Menanamkan Makna Ukhuwah
Diantara cara yang digunakan dalam mendidik pemuda yaitu, menanamkan arti Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam). Banyak orang yang berbicara tentang persaudaraan itu diatas podium. Namun, ketika turun ia berinteraksi terhadap orang dengan tongkat dan cemeti. Ia serukan persaudaraan, namun ketika duduk di suatu tempat, ia pun mulai mencela hamba-hamba Allah.
 Orang- orang mendatangi  Al-Hasan lalu mereka katakan “ seseorang telah menggunjing anda .” Maka Al Hasan berkata,”bawakan kurma untuknya!” lalu mereka membawa kurma kepada orang itu dan mengatakan, “Al Hasan yang mengirimnya untuk mu. Kamu memberikan kepada kami pahala-pahala kebaikan mu, dan kami pun memberikan kurma untukmu.” Orang itu pun tidak pernah lagi menjelek-jelekkan Al Hasan.
Diantara hak –kewajiban dalam Ukhuwah Islamiah yaitu, anda mendo’akannya tanpa ia ketahui. Termasuk bukti kejujuran bila anda mendoakannya tanpa ia ketahui. Abu Darda’ selalu mendoakan tujuh puluh sahabatnya, tanpa mereka ketahui. Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa sesorang untuk orang lain tanpa diketahuinya. Diantara hak-kewajiban persaudaraan, yaitu apabila ia sakit anda menjenguknya. Sehingga, arti persaudaraan benar-benar tampak dalam kenyataan sebenarnya. Nabi saw memang betul-betul telah melakukannya.

4.      Menjauhkan Perbuatan Mencela
Diantara beberapa petunjuk dalam mendidik pemuda, yaitu menjauhkan perbuatan tercela. Apabila anda mendengarnya menghina seorang dai, maka katakana padanya, ”semoga Allah memaafkanmu. Bukan begini caranya.” Apa bila anda mendengarnya membuka aib saudara dan tetangganya maka ingatkan ia kepada Allah.  Orang mukmin tidak akan menjadi pembuka aib orang lain, tidak suka mengutuk, tidak berbuat keji serta tidak berakhlaq buruk. Ketika rasa santun terdapat di dalam jiwa seseorang, kesantunan itu pasti menghiasinya. Ketika rasa santun itu jauh dari jiwa seseorang, maka pasti akan membuatnya tampak buruk. Allah itu Maha Santun dan menyukai sopan santun.

5.      Menyikapi Perbedaan
Para ulama bisa saling berbeda pendapat karena beberapa alasan. Alasan yang dikemukakan mereka bisa diterima, tetap mendapatkan pahala. Kita bersyukur karenanya diberi beberapa masalah sekunder dalam agama, yaitu:

  1.       Bisa jadi ada dalil yang sampai kepada salah seorang ulama, tapi belum           sampai kepada ulama yang lain.
  2.      Bisa jadi dalil yang ada pada anda itu tsabit (tidak bisa diubah lagi), sementara yang ada di orang lain sudah mansukh (dihapus hukumnya).
  3.       Bisa jadi dalil itu shahih (benar) menurut anda tapi dhaif (lemah) menurut     saya.
  4.       Bisa jadi ada hadits tsabit dan shahih sampai kepada saya dan juga kepada     anda, namun pemahaman saya tentang hadits tersebut  tidak sama dengan     cara  anda memahaminya.
Adab ketika berbeda adalah, masing-masing saling menjelaskan dulu masalahnya. Sehingga, apabila kita sama-sama telah sampai pada satu kesimpulan, maka mari kita kerjakan. Jika tidak, hendahlah masing-masing mengamalkan sesuai pendapatnya. Ini terjadi pada masalah-masalah sekunder (tidak pokok) dalam agama. Sehingga, orang yang berlainan pendapat dengan kita tidak ditegur atau pun dicela. Setiap golongan berhak mengatakan alasannya. Sehingga jika yang lain tidak bisa menerimanya, maka golongan yang pertama tadi dapat dimaklumi. Dengan syarat, golongan itu tidak mengikuti hawa nafsu.
Ini terjadi pada masalah-masalah khilafiyah dalam fikih. Adapun dalam permasalahan-permasalahan akidah, kita tidak boleh lepas tangan begitu saja. Kita juga tidak bisa mengatakan seperti yang dikatakan sebagian ulama, “hendaklah kita saling bekerjasama dalam hal-hal yang kita sepakati, dan hendaklah masing-masing kita mau menerima alasan dalam hal-hal yang kita perselisihkan.” (sebab perlu dikaji terlebih dahulu bentuk yang diperselisihkan. Kalau itu berupa sesuatu yang bersifat baku, tentu kita tidak akan menerimanya.) 
6.      Menyikapi Fatwa
Bagi sebagaian orang, berfatwa merupakan tangga mencapai popularitas. Sehingga banyak anak muda yang baru menghafal dua surat atau hadits, sudah menganggap dirinya bagaikan mufti (seorang pembawa fatwa), dan menjawab permasalahan-permasalahan rumit. Padahal, ulama-ulama dakwah yang telah menuntut ilmu beberapa kali lipat dari usia anak muda itu saja masih merasa kesulitan dalam berfatwa.
Kesalahan dalam berfatwa terbagi dua macam: Pertama, berfatwa tanpa ilmu. Kedua,  mengharamkan seseorang berfatwa dalam permasalahan-permasalahan yang sudah jelas seperti rukun iman atau Islam. Yang ini termasuk orang beragama yang kaku.

Yang benar, anda menjadi mufti dengan adanya ilmu, keyakinan, tidak tergesa-gesa, dan dengan dalil syariat dari Al-Qur’an atau Sunnah.
Semoga Allah selalu melimpahkan selawat dan salam kepada Nabi kita, Muhammad saw keluarga dan para sahabatnya. Saya memohon kiranya Allah menunjukkan kita semua pada kebaikan. Wallahu a’lam

(Sumber: buku SELAGI MASIH MUDA, karya Dr. A’idh Al-Qarni, M.A.)
E – Mail                : imm.pesma@gmai.com 
Fans Page             : https://www.facebook.com/imm.mas.mansur 
Instagram             : immkhmasmansur 
Youtube                : IMM Pesma 
Blogger                 : http://immkhmasmansur.blogspot.co.id/


Kamis, 20 Oktober 2016

Media Sebagai Alat Gerakan

“Media Sebagai Alat Gerakan”
Oleh: Irfan Hasanudin
            Media merupakan saluran penghubung penyampaian pesan ataupun informasi dari komunikator kepada khalayak.[1] Ada 3 jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio-visual. Media Audio merupakan suatu metode untuk menyampaikan informasi berdasarkan prinsip psikologi, yaitu : seseorang akan memperoleh “pengertian lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat dari pada didengar”. contohnya diantaranya yaitu media audio kaset, media radio, dan media laboratorium bahasa. Kemudian, Media Visual yaitu media yang menyampaikan informasi melalui pesan visual. Sebagai contohnya yang kita amati akhir-akhir ini, pada buku-buku pelajaran mulai ditampilkan pesan-pesan visual melalui berbagai ilustrasi untuk memperjelas keterbacaan visual. Labih dari itu, pesan-pesan visual disajikan pula dalam berbagai media massa seperti televisi, percetakan dan produksi. Pesan-pesan visual sangat efektif dalam memperjelas informasi, bahkan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi sikap seseorang, membentuk opini masyarakat dan lain-lain. Selanjutnya, Media Audio-visual yaitu seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio-visual,adalah: televisi,video – VCD, sound slide, dan film.
Berangkat dari interpretasi, “Siapa yang menguasai media, dialah pemenang yang akan menguasai dunia.” Kemudian teringatku pada interpretasi Confucius,
 “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. dan apa yang saya lakukan, saya paham”. Maka dari itu, untuk menjadi seorang pemenang tentulah kita perlu menjadi pendengar yang baik, pembaca yang ulung(mampu memahami dan menterjemahkan tekstual maupun realitas secara bijak), serta menjadi tokoh yang arif (mampu menempatkan diri, juga siap sedia nan setia mengembangkan potensi yang dimilikinya).
Masa pertumbuhan demokrasi saat ini sangatlah memicu pada semakin tingginya kebebasan orang dalam ingin tahu mengenai informasi, menggali informasi yang dapat menjadi contoh bertindak, eksistensi manusia yang dikomparasikan antara satu dengan yang lainnya.
            Sifat media memiliki wajah ganda. media memiliki sifat inspiratif (dapat menginspirasi lingkungan sekitarnya), namun di lain sisi, mdia juga bersifat destruktif (merusak). Sistem pengelolaan media tentulah oligopoli, hanya bisa diakses oleh segelintiran orang saja dan disetel oleh aturan ataupun kepentingan dari pemilik media itu sendiri.
            Miris ketika melihat media khususnya media massa (media cetak, media elektronik, maupun media online) di negeri kita ini yang pada mulanya secara normatif pers berfungsi untuk  memberikan informasi, menghibur, mendidik, dan juga berfungsi sebagai kontrol sosial[2], namun hanya diunggulkan pada pemberian informasi yang kadangkala tidak terlalu penting bagi kemaslahatan umat-bangsa, dan memberi hiburan semata yang kadang pula kurang membangun. Dimanakah letak media yang secara fungsional memiliki tugas mendidik, dan juga sebagai sosial kontrol tersebut? Akan lebih layak kiranya media massa dihiasi oleh konten-konten yang berkaitan dengan pendidikan, dan juga analisis sosial politik ataupun sosial masyarakat dengan radikal berpikirnya.
            Kontroversial, ketika kita sekadar hanya bisa menjadi spektator (penonton) ataupun konsumen saja, tidak dapat ikut andil sebagai produsen media yang mengelolanya dengan baik. Jenuh ketika melihat media kini yang hanya sebagai penipu, sebagai sumber kepentingan pengelola, wadah perang kepentingan, dan mengunggulkan economics orientednya saja. Padahal jika kita berpikir lebih meluas, kita akan mengetahui dan memahami bahwasanya media dapat dikolaborasikan untuk kepentingan dakwah umat, sarana pemersatu bangsa, ataupun lainnya.
            Media massa dapat bermanfaat menjadi pencipta lapangan kerja, barang, ataupun jasa. Selain itu, bertindak sebagai sumber kekuatan (alat kontrol), serta sebagai lokasi atau forum penampilan peristiwa/sejarah yang akan menjadi pelajaran penting baik bagi diri produsen maupun sasaran produksi (konsumennya).
            Media dapat dimanfaatkan sebagai sarana dakwah sebagaimana definisi harfiah dakwah yaitu mengajak, menyeru, memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah agar dapat mengantarkan pengajak maupun yang diajak tersebut kepada kebahagiaan dan kesejahteraan hidup dunia-akhirat. Maka dari itu kaitannya dengan Muhammadiyah sebagai gerakan pencerah menuju Islam berkemajuan, mengimplementasikan media massa merupakan bentuk andil (wujud gerakan tajdidnya) terhadap kemajuan iptek, Selain itu pula, hendaknya dalam dakwah dikemas semenarik mungkin sebagai sarana dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar, agar dapat mengeksistensikan identitas perjuangan (gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gerakan tajdid), menelaah dan mentadabburi Al-Qur’an dan hadits, memicu ketertarikan, memberikan hikmah, meningkatkan serta mengembangkan kreativitas dan intelektualitas, mengeksplorasi kemampuan dan keterampilan diri, mengekspansi relasi, mengintegrasikan teknologi, memahami mengenai isi dan metodologi, membagun uswatun khasanah dan menghidupkan nuansa dakwah agar dapat dirasakan kebermafaatannya bagi keluarga persyarikatan, kemajuan umat Islam, dan meningkatkan spirit kecintaan terhadap negerinya.
Pertanyaan yang kemudian muncul yaitu beranikah kita menjadi dapur pers?
Siapkah kita menjadi generasi umat Islam yang berkemajuan dengan kompetensi, ruhul ikhlas, dan ruhul jihad yang kita miliki?
Mari melakukan kontemplasi sejenak, guna dapat menjawab pertanyaan dengan keselarasan rasa percaya dari jiwa kita.
Kiranya kita memiliki transendensi yang kuat, tentulah terpicu untuk berani,
Beranilah untuk memulai, dan istiqomahlah dalam berjuang.
Terkadang memulai memanglah pahit, namun karena pahitnya mencoba kita akan menjadi bisa, dan akan terbiasa jika berulang kali mencoba.
Semangat berjuang! (^_^)



[1] Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)
[2] Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Fungsi Pers